TRIBUNJAKARTACOM, PONOROGO - Dinas Kesehatan Ponorogo menyampaikan kabar gembira menyusul 13 santri Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2 sembuh dari Covid-19. Satgas Covid-19 Pondok Modern Saatpertama kali masuk ke Pondok Pesantren Gontor, santri putra wajib membayarkan biaya administrasi sebesar Rp 6.142.000. Di dalam biaya administrasi tersebut sudah mencakup beberapa komponen seperti di bawah ini. Biaya Ponpes Putri Liputan6com, Ngawi - Menjadi tempat tinggal dari banyak orang, pondok pesantren menjadi salah satu tempat di mana penyakit mudah untuk menular. Maka dari itu, ada cara bagi pengelola Pondok Modern Darussalam Gontor Putri di Ngawi, Jawa Timur untuk mencegah masalah kesehatan terjadi.Direktur Ponpes Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 Ustad Dr. KH Fairuz Subakir Ahmad mereka memiliki Saatpondok tersebut dipimpin oleh Kyai Khalifah, terdapat seorang santri yang sangat menonjol dalam berbagai bidang. Namanya Sulaiman Jamaluddin, putera Panghulu Jamaluddin dan cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan Cirebon. Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo (PMDG) atau lebih dikenal dengan Pondok Modern Gontor (Putri/Putra . Kegiatan di Gontor Putri menjadi topik yang hangat diperbincangkan para wali santri. Terutama karena aktivitas padat yang dimilikinya. Dari pagi hingga malam hari. Nah, oleh karena itu kami akan mengupas apa saja kegiatan di Gontor Putri dari bangun tidur sampai kembali tidur lagi. Kami kupas berdasarkan pengalaman kami berada di pesantren di Ngawi tersebut. Kegiatan harian santri diawali dengan bangun pukul 3 pagi. Memulai hari dengan sholat tahajjud sendiri ataupun bersama teman-teman dan pengurus rayon. Kemudian dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah di masjid. Masih dalam balutan syahdu setelah subuh, suara-suara para santriwati mulai menggema seantero pondok melafalkan kalam-kalam ilahi, menghafalkan al-qur’annya masing-masing yang dibimbing oleh pengurus rayon atau pun wali kelas. Tiga puluh menit sebelum jam 6, masih ada kegiatan lainnya, yakni biasa diisi dengan ilqo’ mufradat kosakata bahasa atau di hari lain selasa / jumat muhadasah latihan berbicara dengan bahasa arab – inggris. Tepat pukul 6 pagi, adalah jam-jam yang sangat krusial bagi santriwati putri. Waktu untuk MCK dan juga sarapan pagi. Para santriwati harus ke kamar mandi yang jumlahnya sangat banyak, dan antri ingin lebih dahulu mandi. Kegiatan di Gontor Putri pada aspek ini cukup menarik. Mulai dari kebiasaan “ngebooking” kamar mandi dengan peralatan mandi pribadi, tapi batang hidung si empunya tidak juga nongol-nongol masuk kamar mandi. Ada juga yang tiba-tiba “nyelak”, atau bahkan mandi berlama-lama. Maklum, santriwati putri punya peralatan mandi yang komplit sekali jika dibandingkan santri putra. Akibat kegaduhan yang umum terjadi di kamar mandi ini, rata-rata para santriwati mengakalinya dengan mengambil nasi dan lauk pauk dahulu di dapur, baru lanjut pergi ke kamar mandi. Jadi menjadi seorang santriwati memang harus belajar managemen waktu sendiri. Mungkin bisa mandi sebelum subuh, atau tidak tidur setelah subuh dan langsung mandi. Kegiatan di Gontor Putri sudah diatur setiap Kegiatan belajar pun dimulai dari pukul pagi sampai pukul siang, yang tentunya diselingi dengan istirahat pada pukul 9. Dan dilanjutkan dengan sholat dzuhur, makan siang, dan santriwati kembali ke kelas melanjutkan pelajaran sore. Baca JugaAliran Pesantren Gontor. Nu atau Muhammadiyah?Biaya Masuk Gontor dan Proses Seleksinya. Kegiatan Sore Hari Dari pagi hari hingga siang hari, santriwati disibukkan dengan kegiatan belajar – mengajar, sedangkan di sore hari, kegiatan di Gontor Putri cukup berbeda, ada kegiatan khusus. Yakni tadabbur al qur’an. Jika di waktu subuh mereka menghafal, maka di waktu petang secara khusus para santriwati membaca terjemah al qur’an dan belajar mentadabburi isi / kandungan yang ada di dalamnya. Selesai kegiatan tadabbur al qur’an inilah para santriwati memiliki waktu yang cukup senggang. Jika ada pakaian kotor, ada waktu untuk mencuci, jika mempunyai hukuman membersihkan rayon, maka waktu ini bisa digunakan untuk mengerjakan hukuman. Atau jika ingin sekedar berleha-leha saja, jajan di kantin adalah pilihan yang paling pas. Di waktu sore sering kali diadakan perlombaan atau kegiatan ekstrakulikuler macam-macam. Dari tapak suci, menjahit, menari, dsb. Ini untuk meningkatkan minat dan bakat santri. Nah, ketika syair abu nawas mulai terdengar dari speaker masjid, itu berarti sudah pukul 5 sore. Waktu favorit semua santri menunggu adzan magrib sambil mengaji di serambi masjid. Apalagi ketika hari senin / kamis, banyak santriwati yang puasa, dan pastinya ada banyak makanan pembuka yang bisa diminta sedikit-sedikit dengan teman di samping. Huah kegiatan di Gontor Putri cukup seru. Malam di Pondok Pesantren Gontor Putri Hari beranjak malam, para santriwati sholat maghrib berjamaah dan kemudian dilanjutkan dengan isyrof kumpul bersama pembimbing rayon / ustadzah pondok, acara kumpul-kumpul ini biasanya membahas banyak hal. Mulai dari sesi curhat hingga tahkim pemberian hukuman kepada para pelanggar bahasa atau keamanan pondok. Di sinilah disiplin ditegakkan dengan teguh. Setelah itu makan malam, sholat isya berjamaah, dan belajar malam. Yaitu belajar di kelas masing-masing, untuk mengulang pelajaran pagi. Bisa bersama guru, kelompok teman-teman, atau metode belajar lainnya. Sebagai penutup hari, akan selalu ada absen malam. Dan semua santriwati harus ada di dalam kamarnya. Sholat hajat, do’a bersama, dan santriwati bisa istirahat malam. Sedangkan mereka yang jaga malam harus berkumpul di bagian keamanan untuk mendapatkan bagian posko yang harus di jaga selama semalam. Entah berjaga di gerbang, rayon, kantor administrasi, atau tempat-tempat yang lain. Demikianlah, kegiatan di Gontor Putri setiap harinya. Kegiatan harian ini bisa saja berubah sewaktu-waktu, menyesuaikan dengan agenda tahunan Gontor. Seperti pertemuan istimewa, lomba, perkemahan, dan lain sebagainya. Website resmi Gontor Putri bisa dikunjungi di link ini. Post Views Kompas TV nasional agama Kamis, 8 September 2022 1557 WIB Suasana pondok Gontor, kisah pondok ini bermula sejak abad ke-18 dari pondok Tegalsari Sumber Dikisahkan, ia sangat dekat dengan Kyainya dan Kyai pun sayang padanya. Maka setelah santri Sultan Jamaluddin dirasa telah memperoleh ilmu yang cukup, ia dinikahkan dengan putri Kyai dan diberi kepercayaan untuk mendirikan pesantren sendiri di desa Gontor. Adapun Desa Gontor sendiri adalah sebuah tempat yang terletak lebih kurang 3 km sebelah timur Tegalsari dan 11 km ke arah tenggara dari kota Ponorogo, Jawa Timur. Pada saat itu, Gontor masih merupakan kawasan hutan yang belum banyak didatangi orang. Bahkan hutan ini dikenal sebagai tempat persembunyian para perampok, penjahat, penyamun bahkan pemabuk. Dengan bekal awal 40 santri, Pondok Gontor yang didirikan oleh Kyai Sulaiman Jamaluddin ini terus berkembang dengan pesat, khususnya ketika dipimpin oleh putera beliau yang bernama Kyai Anom Besari. Ketika Kyai Anom Besari wafat, Pondok diteruskan oleh generasi ketiga dari pendiri Gontor Lama dengan pimpinan Kyai Santoso Anom Besari. Baca Juga MUI soal Santri Gontor Tewas Diduga Dianiaya Santri Senior Jati Diri Pondok Patuh Pada Hukum Setelah perjalanan panjang tersebut, tibalah masa bagi generasi keempat. Tiga dari tujuh putra-putri Kyai Santoso Anom Besari menuntut ilmu ke berbagai lembaga pendidikan dan pesantren, dan kemudian kembali ke Gontor untuk meningkatkan mutu pendidikan di Pondok Gontor. Mereka adalah, KH. Ahmad Sahal 1901-1977. KH. Zainuddin Fanani 1908-1967, KH. Imam Zarkasyi 1910-1985. Mereka memperbaharui sistem pendidikan di Gontor dan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1926 bertepatan dengan 12 Rabiul Awwal 1345, dalam peringatan Maulid Nabi. Pada saat itu, jenjang pendidikan dasar dimulai dengan nama Tarbiyatul Athfal. Kemudian, pada 19 Desember 1936 yang bertepatan dengan 5 Syawwal 1355, didirikanlah Kulliyatu-l-Muallimin al-Islamiyah, yang program pendidikannya diselenggarakan selama enam tahun, setingkat dengan jenjang pendidikan menengah. Dalam perjalanannya, sebuah perguruan tinggi bernama Perguruan Tinggi Darussalam PTD didirikan pada 17 November 1963 yang bertepatan dengan 1 Rajab 1383. Nama PTD ini kemudian berganti menjadi Institut Pendidikan Darussalam IPD, yang selanjutnya berganti menjadi Institut Studi Islam Darussalam ISID hingga kini memiliki pelbagai jurusan keilmuwan dan jadi salah satu kampus digemari terkait studi islam. Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo saat ini dipimpin oleh, KH. Hasan Abdullah Sahal Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, Drs. M. Akrim Mariyat, Kini, cabang Gontor tersebar di pelbagai wilayah di Indonesia. Tercatat, ada 12 cabang Ponpes Gontor Putra dan juga ada 8 Pondok Gontor khusus untuk santriwati atan Ponpes Gontor putri. Halaman Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA Peraturan Pesantren Gontor Putri memang unik. Tidak hanya persoalan dipisah jauh dengan kampus putra, tapi masih banyak peraturan unik lainnya. seperti apa sebenarnya peraturan di pondok pesantren Gontor khusus santriwati putri? Oleh karena itu, kali ini kami akan membahas serba-serbi peraturan fenomenal dari beberapa peraturan yang ada di Pondok Modern Gontor Putri. Selain berdasarkan pengalaman pribadi dan teman-teman penulis, kami juga merangkum dari berbagai artikel terpercaya yang tersebar di internet. Peraturan Gontor Putri untuk Tamu Peraturan Makanan SehatPeraturan Baju Santri Putri Gontor Peraturan Berkerudung di Pesantren GontorSetoran Hafalan Peraturan Mukena Pesantren Pengiriman Uang untuk Santriwati Peraturan Sekolah Gontor Putri Peraturan Gontor Putri untuk Tamu Ya, Pondok Modern Gontor memang terkenal dengan peraturannya yang sangat ketat. Bukan hanya di pondok putra, pondok putri pun mendapatkan peraturan yang sama ketatnya. Bagi setiap tamu yang datang ke wilayah putri, wajib menunjukkan kartu mahrom sebagai bukti bahwa santriwati yang ditemui adalah keluarganya dan bukan orang asing. Peraturan pesantren Gontor putri memang demikian. Maksudnya adalah jelas memiliki hubungan keluarga yang jelas, hal ini berguna untuk menghindari jika ada ikhwan iseng yang ingin menemui santriwati yang bukan keluarganya. Dan tambahan, jika santriwati ingin menemui keluarga yang menjenguknya maka wajib menggunakan kaos kaki untuk menutup aurat. Apalagi jumlah santrinya mencapai 30 ribuan, selengkapnya di sini. Bisa dibayangkan jumlah tamunya. Peraturan Makanan Sehat Makanan keseharian santri identik dengan mie instan bukan? Seperti Indomie atau Mie Sedap. Tapi, jangan salah, pihak Pondok Modern Gontor Putri melarang bagian kantin, kafetaria, ataupun minimarket pondok menjual produk berupa mie instan. Guna memenuhi gizi santriwati seimbang, pondok mengganti mie instan dengan makanan lain yang jelas empat sehat lima sempurna. Inilah peraturan pesantren Gontor putri yang menarik. Karenanya, jika Anda berkunjung ke sana, bisa dipastikan tidak ada satu pun yang menjual mie instan. Bahkan dalam peraturan, orang tua ataupun wali santriwati yang menjenguk atau mengirimkan paket, hanya diperbolehkan mengirim 3 bungkus mi instan saja. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga masalah kesehatan, karena salah satu masalah utama santri adalah kesehatan. Bisa dibaca lengkap beberapa masalah santri di sini. Peraturan Baju Santri Putri Gontor Perempuan dikenal dengan busananya yang beragam. Namun tidak dengan santriwati Pondok Modern Gontor. Peraturan Pesantren Gontor Putri memiliki aspek yang menyeluruh. Kesederhanaan dalam berpakaian dicerminkan dengan baik di pondok ini. Para santriwati tidak boleh memiliki baju harian lebih dari enam stel. Selain meminimalisir jurang antara si kaya dan si miskin dari gaya berpakaian, peraturan ini juga bermaksud agar santriwati segera mencuci pakaian kotornya dan menghilangkan hobi menumpuk baju kotor. Seperti peribahasa sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui bukan? Hehe Peraturan Berkerudung di Pesantren Gontor Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan yang namanya kerudung bergo bukan? Kerudung dengan desain simple dan ringkas yang bisa langsung dipakai. Kaum hawa biasa menyebutnya dengan kerudung “bergo” atau kerudung rumahan. Nah sebagai gantinya, para santriwati menggunakan jilbab segi empat yang panjangnya menutupi dada. Kerudung segi empat ini khasnya santriwati Pondok Modern Gontor. Peraturan berkerudung di Gontor demikian. Ditambah para santriwati wajib menggunakan topi kerudung yang menambahkan kesan rapi penggunanya. Duh, teduh nan damai dipandang. Cantik dah. Seperti inilah peraturan pesantren Gontor putri. Setoran Hafalan Mengingat banyaknya mata pelajaran yang ada di pondok, maka santriwati memang harus sedikit demi sedikit mencicil materi yang telah dipelajari agar tidak susah payah ketika menghadapi ujian di kemudian hari. Selain menyetorkan hafalan pelajarannya, santriwati juga leluasa bertanya pelajaran pondok yang masih belum dimengerti dan tentu meningkatkan bonding antara guru dan murid. Peraturan pesantren Gontor Putri ini sangat unik dan jarang sekali ditemukan di pondok – pondok lain. Karena umumnya di pesantren lain hanya setoran hafalan Al Quran. Masih dalam peraturan mengenai pakaian, mukena yang digunakan santriwati sholat wajib berwarna putih dan bukan warna – warna lain. Warna putih ini dimaksudkan untuk menyelaraskan mukena antara santriwati satu dengan lainnya. Sederhana dan tidak bermewah – mewahan. Dan jika santriwati sampai masjid, maka sandal yang dipakai harus dimasukkan ke dalam tas sandal. Selain menjaga agar tidak tertukar dengan ratusan sandal santriwati lainnya, peraturan ini juga berfungsi untuk menjaga kebersihan dan kerapian areal masjid pondok. Pengiriman Uang untuk Santriwati Peraturan mengenai uang santriwati dari dahulu sampai sekarang masih tetap sama. Yakni menggunakan wessel. Juga sekarang sudah ditambah adanya aplikasi. Link aplikasi di sini. Selain itu, setiap minggunya santriwati hanya diperbolehkan menarik uang di Adm administrasi pondok sebesar Rp. ribu rupiah saja, bisa jadi setiap tahun angkanya sudah berubah. Pastinya peraturan pesantren Gontor putri ini dibuat agar santriwati tidak boros dan bisa menghemat uang yang dikirimkan oleh orang tuanya di rumah. Bagaimana jika santriwati membutuhkan uang lebih untuk keperluannya? Bapak dan ibu tenang saja, santriwati bisa menuliskan alasannya mengambil uang lebih pada buku tabungan miliknya. Peraturan Sekolah Gontor Putri Peraturan satu ini mungkin terdengar aneh di masyarakat. Bagaimana mungkin santriwati ke sekolah membawa buku pelajaran tanpa tas sekolah? Bagaikan peraturan tak tertulis, ke sekolah tanpa membawa tas sudah mendarah daging di keseharian santriwati. Bahkan tidak membawa tas ke sekolah ini malah menjadi “signature-nya” Pondok Modern Gontor ini. Unik ya. Demikian 8 peraturan unik dari sekian peraturan yang ada di Pondok Modern Gontor Putri. Kalau ingin tahu peraturan ketat di putra bisa dibaca di sini. Ustadzah Pesantren Putri Gontor Post Views Para santriwati di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ngawi, Jawa Timur Dio Ngawi - Menjadi tempat tinggal dari banyak orang, pondok pesantren menjadi salah satu tempat di mana penyakit mudah untuk menular. Maka dari itu, ada cara bagi pengelola Pondok Modern Darussalam Gontor Putri di Ngawi, Jawa Timur untuk mencegah masalah kesehatan terjadi. Direktur Ponpes Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 Ustad Dr. KH Fairuz Subakir Ahmad mereka memiliki organisasi pelajar dengan bagian kesehatan yang kerap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Ngawi. "Bagian kesehatan bertanggung jawab kepada seluruh santri, sampai tingkat kamar dan kamar mandi, jemuran, semuanya dan selalu kerja sama dengan Dinas Kesehatan," kata Fairuz di Ngawi, Jawa Timur, ditulis Rabu 27/11/2019. Ditemui pada Kamis pekan lalu, Fairuz mengatakan bahwa pihak pesantren bekerja sama dengan puskesmas juga sering memberikan edukasi kepada para santriwati terkait Juga Video Menarik Berikut IniSebuah foto beberapa wanita bercadar dengan berpose dua jari menjadi perbincangan di media Dilanda TuberkulosisPonpes Modern Darussalam Gontor Putri, Ngawi, Jawa Timur Dio PrasastiFairuz mengatakan, ada beberapa masalah kesehatan yang sempat dialami para santriwati di pondok pesantren tersebut. Dua yang paling parah adalah hepatitis dan tuberkulosis. "Dulu hepatitis tapi cepat ditangani kemudian semua santri kita skrining dan libur total. Yang terjangkit, alhamdulillah bisa kita tangani," kata Fairuz. Dia mengatakan pada 2018 sempat ada seorang santriwati yang terkena tuberkulosis. Di 2019, seorang mahasiswi juga mengalami masalah tersebut. Namun, keduanya merupakan bawaan dari rumah dan berhasil diobati hingga selesai. Selain itu, mereka juga sempat meliburkan para santri dari kegiatan belajar mengajar untuk melokalisasi penyakit dan mencegah penularan. "Salah satu syarat masuk ke Gontor memang kami tidak mengizinkan santri yang mempunyai potensi sakit menular."Kader dan Balai KesehatanBalai Kesehatan Santri Masyarakat di Ponpes Modern Darussalam Gontor Putri, Ngawi, Jawa Timur Dio PrasastiTerkait fasilitas kesehatan, pesantren juga memiliki Balai Kesehatan Santri Masyarakat BKSM. Di sana ada 15 kamar rawat inap, satu ruang isolasi, dengan dua dokter dan satu dokter gigi. "Insya Allah kalau kami tidak mampu selalu bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dan puskesmas. Insya Allah ke depan kami akan memberikan klinik pratama dan mudah-mudahan didukung oleh pak menteri Menteri Kesehatan Terawan," kata Fairuz. Salah satu kader TB di BKSM Farah Afifah, mengatakan bahwa mereka membantu menjaga kesehatan santriwati yang ada di ponpes tersebut. "Kalau mereka sedang sakit, kami yang terjun pertama kali," kata Farah. Selain itu, kader kesehatan dari BKSM juga melakukan penyuluhan bagi para santri. Baik soal penyakit kulit, flu dan batuk, hingga soal nutrisi. Salah satu penyakit yang paling ditakutkan adalah tuberkulosis atau sering disingkat TB atau TBC. Untuk itu, Farah mengatakan mereka juga kerap melakukan edukasi kepada para santriwati soal penyakit ini. "Sosialisasi memberikan edukasi soal penting menjaga badan mereka. Kami juga menanamkan kepada mereka kalau TBC ini bisa ditangani, bisa diobati sampai tuntas," kata Farah.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

kamar santri putri gontor